Kementerian Kesehatan Jajaki Kerja Sama Penanganan Stroke dengan Inggris

Kementerian Kesehatan Jajaki Kerja Sama Penanganan Stroke dengan Inggris

ddddddddddKerja sama kesehatan dengan Pemerintah Inggris dimulai sejak 2 tahun lalu. MoU Kesehatan ditandatangani oleh Menteri Kesehatan RI dan Menteri Kesehatan Inggris pada tanggal 20 Juni 2020. Dalam rencana kerja bersama/joint action plan yang disepakati oleh kedua pihak memuat program tentang peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan melakukan Pertemuan dengan Kedutaan Besar Inggris dan Health Education England guna membahas program konkrit peningkatan kapasitas SDM Kesehatan, khususnya di bidang penanganan stroke. Penjajakan ini sejalan dengan agenda transformasi SDM Kesehatan di 9 area intervensi untuk penyakit katastropik dalam rangka menurunkan beban Jaminan Kesehatan Nasional, diantaranya; Stroke, Kanker, Jantung, Diabetes Melitus, Ginjal, Hati, Kesehatan Ibu dan Anak, Tubbercolosis, dan Penyakit Infeksi.

           

Selain transformasi SDM Kesehatan, program atau kegiatan kerja sama akan dilakukan terintegrasi antara kebutuhan transformasi layanan primer dan layanan rujukan. Manajemen penyakit stroke dilakukan terintegrasi antara Layanan Primer sebagai upaya Pencegahan, seperti melakukan skrining stroke oleh Dokter dan Perawat di Puskesmas dan integrasi Layanan Rujukan seperti pengembangan modul terstandar internasional penanganan stroke untuk menjadi acuan seluruh RS Rujukan Nasional.

 

“We would  like to propose the potential collaboration by conducting capacity building program to increase the level of competences of medical staffs, medical degree, academic research, developing standard modules and training for stroke treatment, collaborative networking, collaborative research”, ucap Dr Mursyid selaku Dirut RS PON yang turut hadir dalam pertemuan.

           

“It is also inline with our strategy to run an international class for nursing study, we propose the program to focus on the training or exchange lecturer, professor visit, as an early exposure regarding brain management for nursing and physioteraphy study, develop a training module for stroke nursing care and physiotherapist as well as developing stroke treatment study with international standard curriculum”, demikian gagasan Yupi Supartini, S.Kp, MSc, Direktur Poltekkes Jakarta III Kementerian Kesehatan.

 

Health Education England telah menyusun serangkaian kegiatan beserta dengan timeline untuk implementasi kerja sama di bidang stroke ini. Sekretaris Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Sugianto, MSc PH memberikan highlight nya dalam kesimpulan akhir hasil diskusi bahwa peningkatan kapasitas SDM Kesehatan melalui kerja sama RI-Inggris akan difokuskan sejalan dengan agenda transformasi SDM Kesehatan di 9 area intervensi untuk penyakit katastropik untuk menurunkan beban JKN. Manajemen penyakit stroke harus dilakukan terintegrasi antara Layanan Primer sebagai upaya Pencegahan, dan integrasi dengan Layanan Rujukan dalam melakukan penanganan stroke yang lebih komprehensif. Pengembangan Rintisan Kelas Internasional Poltekkes perlu dikaitkan dengan pengembangan kurikulum perawat kelas internasional dalam perawatan pasien stroke di sistem pendidikan di Inggris, pembelajaran dalam tenaga promosi kesehatan mengembangkan media edukasi dan kampanye masif kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit stroke. (SW/AA)

Bagikan