Kemenkes Bangun Layanan Navigasi bagi Pasien Kanker di Indonesia

Kemenkes Bangun Layanan Navigasi bagi Pasien Kanker di Indonesia

Ditengah upaya Pemerintah untuk meningkatkan kualitas tata laksana kanker di fasilitas kesehatan, masih banyak aspek yang harus ditingkatkan untuk mengatasi masih rendahnya luaran klinis pasien kanker di Indonesia dibandingkan negara-negara lain. Karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas tata laksana kanker di dalam negeri tersebut, berobat ke luar negeri seringkali menjadi pilihan. Setiap tahunnya, diperkirakan total biaya berobat yang dikeluarkan WNI di luar negeri, baik untuk kanker maupun penyakit-penyakit lainnya, mencapai 161 triliun rupiah. Sebagaimana negara berkembang lainnya, angka kematian akibat kanker di Indonesia juga diperkirakan akan terus meningkat. Studi menyebutkan bahwa sekitar 70% angka kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan menengah-rendah (low and middle income countries/LMICs). Beberapa faktor utama seperti keterlambatan diagnosis, akses terhadap penatalaksanaan yang berkualitas dan terjangkau, sistem kesehatan yang rentan dan terfragmentasi serta faktor sosial budaya, geografis dan keuangan. Untuk mengatasi beberapa tantangan tersebut, layanan navigasi pasien diyakini berperan penting dalam memberikan pelayanan kanker paripurna.

 

Kamis, 7 April 2021, secara virtual, Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS, President Director Tata Memorial Center India, Dr. R A Badwe, dan President Director PT. Roche Indonesia, Dr. Ait-Allah Mejri menandatangani MOU kerja sama pelatihan Training for Trainer (TOT) tentang pelayanan navigasi bagi pasien kanker di Indonesia. Turut hadir memberikan sambutan dalam acara penandatanganan MOU yaitu Ambassador India untuk Indonesia, H.E Shri Manoj K. Bharati, Ambassador India untuk ASEAN, H.E Shri Jayant Khobragade - Indian Ambassador to ASEAN, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D. Sp.THT-KL(K) M.A.R.S, dan Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Drg. Arianti Anaya, MKM.

 

Dalam sambutannya, Dirjen Arianti menyambut baik adanya kerja sama ini. Kanker merupakan salah satu 9 jenis penyakit katastropik yang menyebabkan pembiayaan kesehatan terus meningkat. Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan menyadari pentingnya tenaga profesional kesehatan sebagai inti dari sistem pelayanan kesehatan. Jadi saya rasa sudah saatnya kita melakukan transformasi sistem kesehatan untuk status kesehatan yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat. Sumber daya manusia kesehatan menjadi salah satu komponen transformasi dalam sistem kesehatan. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas tenaga Kesehatan, salah satu nya melalui training, internship, fellowship, dll.

 

Dalam MoU yang ditandatangani, tertuang bahwa RS. Kanker Dharmais, Roche Indonesia dan Tata Memorial Hospital menyepakati untuk bekerja sama dalam penguatan kapasitas tenaga kesehatan onkologi (dokter umum dan/atau perawat) untuk memberikan layanan navigasi pasien kanker (NAPAK) melalui program pelatihan untuk pelatih (training for trainer) bersertifikat sebagai NAPAK. Sebanyak 20 orang tenaga kesehatan dari RS Kanker Dharmais dan RS Jejaring Kanker akan dilatih untuk memiliki keahlian untuk melakukan navigasi pasien kanker. RS Kanker Dharmais berkomitmen untuk membangun layanan NAPAK yang terintegrasi dalam infrastruktur manajemen rumah sakit jejaring kanker di Indonesia. Program ini diharapkan dapat dikembangkan pada skala nasional sehingga membantu upaya peningkatan penatalaksanaan panyakit kanker di Indonesia yang merata dan berkualitas

Bagikan