Setahun Pengabdian Dokter Spesialis WKDS Angkatan Pertama
Jakarta, 16 April 2018
Setahun sudah tak terasa program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) angkatan pertama telah selesai mendarmabaktikan di fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah. Angkatan pertama program WKDS diikuti oleh 68 (enam puluh delapan) dokter spesialis. Yang terdiri dari 33 (tiga puluh tiga) peserta mandiri dan 35 (tiga puluh lima) peserta penerima beasiswa dan atau bantuan biaya pendidikan. Peserta program WKDS tersebar dibeberapa rumah sakit baik milik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terutama di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) berdasarkan usulan. Pada tahap awal diprioritaskan bagi lulusan spesialis 4 dasar dan Anestesiologi dan terapi intensif, yaitu Obsgyn, spesialis anak, spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, dan spesialis anestesi.
Capaian yang menggembirakan dari para peserta WKDS mengisi kekosongan dan kekurangan dokter spesialis di rumah sakit. Sebanyak 7 (tujuh) angkatan dengan 1.213 peserta WKDS (mandiri 716 dan penerima bantuan 497) sudah ditempatkan di 474 rumah sakit 392 kabupaten/kota dan 34 Provinsi. Para dokter spesialis juga memberikan pelayanan kesehatan spesialistik sehingga masyarakat di daerah dapat mendapatkan pelayanan secara baik dan terjangkau. Peserta WKDS juga menjadi pionir dalam penyiapan fungsi rumah sakit dari nol terutama di DTPK seperti contoh di RSUD Namrole membangun OK sementara dan RSUD Oksibil Pegunungan Bintang Papua. Peserta WKDS paling singkat 1 (satu) tahun di rumah sakit DTPK, Rumah Sakit rujukan regional dan Provinsi, dan Rumah Sakit Pemerintah Pusat atau Rumah Sakit Pemerintah Daerah. Komite Penempatan Dokter Spesialis (KPDS) sebagai penanggung jawab penempatan program melakukan pembekalan bagi para dokter peserta WKDS.
Pada kesempatan tersebut dilakukan dialog interaktif yang dipandu oleh dr. Kirana Pritasari, MQIH (Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan). Dialog mengahdirkan narasumber antara lain Usman Sumantri (Kepala Badan PPSDMK, dr. Kiki (Sekretaris KPDS), dr. Kuntjoro (Persi), dan dr. Slamet (Dewan Pengawas RS). Diharapkan terjadi sharing dari para dokter spesialis yang sudah melaksanakan tugas selama 1 tahun, sebagai bahan evaluasi bagi semua pihak.
Dari hasil dialog terpapar tentang sucses story program WKDS yang dirasakan oleh dokter spesialis, antara lain dapat mentransfer ilmu kepada paramedis yang bertugas di Rumah Sakit, keberhasilan dalam melakukan tindakan seksio terhadap proses kelahiran di Oksibile, dapat membantu bersama-sama melakukan perbaikan terhadap manajemen RS, dan lain-lain. Program WKDS ini mendapat apresiasi dari banyak pihak, baik bagi masyarakat, Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran, Kemenkes, dan juga bagi dokter spesialis itu sendiri. Namun juga terdapat permasalahan diantaranya tidak dibayarkan insentif daerah/jasa pelayanan dan keterlambatan pembayaran insentif/jasmed, tidak dapat memberikan pelayanan karena terbatasnya sarana dan prasarana, tidak ada tempat tinggal/kendaraan operasional. Terlebih adanya beberapa kasus tindakan kekerasan yang dialami oleh dokter spesialis WKDS.
Terlepas adanya beberapa permasalahan, namun keberhasilan lebih dominan. Jiwa dan semangat para dokter spesialis patut mendapat apresiasi karena loyalitas dan totalitas pengabdiannya tidak diragukan. Semangat untuk mengabdi kepada bangsa telah dibuktikan dengan adanya pernyataan dari seluruh peserta yang menyatakan sangat senang menjadi bagian dari program WKDS dan siap mengabdi di seluruh bagian NKRI.
Sebagai rangkuman hasil dialog diperlukan "Sinkronisasi antara pendidikan dan pelayanan sebagai perwujudan menghadapi tantangan permasalahan kesehatan" Sesbadan. Testimony disampaikan oleh perwakilan dokter spesialis dengan menyampaikan pengalaman selama penempatan mulai dari kedatangan hingga berakhirnya penugasan.
1. dr. Nurhajria Rahmi(Undip)-RSUD di Provinsi Kalimanta Selatan
- Menyampaikan pada awal penempatan terdapat sarpras di RS yang belum memadai, namun lambat laun dapat diatasi
- Realisasi komitmen sesuai MoU awalnya sulit terealisasi, namun pada akhirnya permasalahan dapat diatasi
- Dapat melakukan transfer ilu dan memberikan pelatihan kepada perawat ICU, yang sangat bermanfaat bagi paramedis RS
- Secara keseluruhan menyenangkan menjadi bagian dari program WKDS
2. dr. Prasetyo(UGM)-RSUD Nunukan Kaltara
- Berbeda dengan kisah dari penempatan di wilayah lain, dokter yang mendapat penempatan di RSUD Nunukan sudah sangat siap dengan segala infrastrukturnya.
- Merasa nyaman bekerja di RS dan dapan menjalin kerjasama yang baik dengan para pihak.
- Berdasarkan pengamatan diketemukan permasalahan yang dirasakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, karena akses transportasi yang menyulitkan akibat banyak masyarakat yang tinggal di pulau-pulau dan harus menggunakan kapal jika akan menuju fsilitas pelayanan kesehatan.
Prestasi dokter spesialis WKDS juga memiliki keberhasilan dalam penanganan kelahiran melalui seksio untuk pertama kalinya. Pertama kali dilakukan seksio di Oksibile setelah 15 tahun tidak tertangani, akhirnya berkat program dokter WKDS dapat tertangani dengan optimal. Menteri Kesehatan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta WKDS angkatan pertama yang telah menyelesaiakan tugas pengabdian selama satu tahun di daerah, khususnya dalam mendukung pemerataan dokter spesialis. "Keberhasilan program WKDS agar dipublikasikan di berbagai media agar masyarakat luas dapat mengetahui keberhasilan program" Menkes. Banyak peran serta dari para dokter spesialis WKDS dalam meningkatkan pelayanan RS tempat berpraktek. Banyak terjadi transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan yang ditularkan kepada paramedis yang tinggal di RS. Apresiasi diberikan berbagai kalangan atas manfaat program penempatandokter spesialis melalui program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS). Tentunya berbagai masukan menjadi konsen Kementerian Kesehatan dan pihak terkait dalam upaya meningkatkan kualitas program agar lebih ba